Kebahagiaan Orang Tua Lebih Berwarna dari Film Korea

18 comments
Konten [Tampil]

Ayah Ugi bersama putri pertama

Hidup berdua dengan pasangan tidaklah seromantis perjalanan hidup dalam Film Korea. Hidup bahagia, menghabiskan waktu hanya berdua, dan hanya memikirkan karir. Selama nonton Film Korea hampir tidak menemukan film dengan kisah penantian sebuah keluarga menunggu kehadiran buah hati setelah menikah.

 

Kisah-kisah dalam Film Korea yang banyak digandrungi oleh kaum muda lebih mengangkat konflik keluarga dalam menjalankan bisnis keluarga. Jika tidak, maka kisah yang diangkat adalah romantisme pasangan muda-mudi. Ahh...semua terasa sempurna hidup ini (dalam film ya).


Bagaimana dalam dunia nyata? Pasangan muda biasanya akan menghabiskan waktu bersama dengan pasangannya setelah menikah. Secara sudah halal, jadi maunya selalu berdua, bergandengan tangan. Setiap melakukan aktivitas dilakukan berdua. Masak, makan, dan bersih rumah berdua. 


Hari berganti hari mulai perasaan ada yang kurang dalam rumah tangga. Minggu berganti bulan, rasa hampa semakin dirasa. Bukan karena tak ada cinta. Bukan pula karena tak ada perhatian dari pasangan. Tapi karena rindu kehadiran buah hati.


Telah menjadi rahasia umum, setiap pasangan yang menikah akan mendapati banyak pertanyaan dari keluarga, teman ataupun tetangga. "Gimana, udah isi?". Ini pertanyaan yang semua ornag merasakan.


Saya pun merasakan bagaimana pertanyaan ini sering muncul silih berganti, tapi bukan dari keluarga.  Datangnya dari orang lain. Kondisi ini tentu sedikit banyak mempengaruhi keharmonisan rumah tangga jika tak disikapi dengan baik. Selain itu, juga akan menimbulkan banyak pikiran pada pasangan. Akan muncul banyak pikiran liar dan negatif. Jangan-jangan ada masalah dengan diri ini. Jangan-jangan saya ga bisa memiliki keturunan. Semua itu muncul dengan sendirinya jika tidak dikendalikan bersama.


Saya bersyukur, di tengah pertanyaan yang datang bertubi-tubi, masih bisa saling menghibur dan saling menguatkan dengan pasangan. Sungguh karunia yang luar biasa. Allah kirimkan pasangan yang kuat, memiliki sikap positif. Saat-saat santai, ada kalanya juga berpikir tentang kesalahan masa lalu, kenapa Allah belum memberikan buah hati. Kamipun saling menguatkan, saling istigfar. Kami yakin, ada hal baik dibalik semuanya.


Berbagai bentuk ikhtiar kami lakukan. Mengunjungi dan konsultasi dengan dokter spesialis kandungan. Alhamdulillah, tak ada masalah. Kondisi kami sehat, baik-baik saja. Saya dan istri tetap melanjuutkan ikhtiar, menjaga pola makan dan pola hidup sehat. 


Kami berpikiran dan berprasangka baik. Mungkin ini cara Allah menumbuhkan rasa cinta diantara kami. Dua insan yang tak pernah bertemu sebelumnya, bahkan proses melamarpun hanya bertemu dengan keluarganya.

ayah ugi parenting
Putri pertama usia 3 hari

Kesabaran, usaha dan doa menjadi kunci. Setelah sembilan bulan dari hari pernikahan. Ketika kami pasrah atas segala usaha, Allah berikan kepercayaan. Allah berikan kabar gembira, dan 10 bulan kemudian lahirlah anak pertama, putri pertama kami.


Saya sangat berbahagia, bisa mendampingi proses persalinan istri dari awal sampai selesai. Menemani istri yang berjuang dengan sekuat tenaga untuk melahirkan buah hati kami. Berjuang dengan rasa sakit. Bermandikan keringat di sekujur tubuh. Diri ini sangat terharu melihat perjuangannya. Sangat merasakan begitu banyak energi yang dikeluarkan untuk melahirkan. Bisa dirasakan dari genggaman tangan istri di tangan saya saat mengikuti arahan dari bidan yang membantu proses persalinan.


Rasa sakit itu sirna. Lelah tak lagi dirasa ketika suara tangis bayi terdengar di dalam ruang bersalin. Rasa bahagia begitu terasa ketika melihat istri tersenyum bahagia melihat bayi ada dalam pelukannya.


Rasa haru, bercampur bahagia sangat dirasa ketika menyadari saya bukanlah sekedar seorang suami. Sudah ada bayi mungil yang akan memanggil ayah kelak. Mulai detik itu, sejak bayi mungil itu lahir diikuti dengan adzan di telinga kanan dan iqomah di telinga kiri, saya adalah seorang ayah.


Tak terasa air mata mengalir dengan sendirinya dari sela-sela kelopak mata saat kembali muncul dalam pikiran ketika melihat perjuangan istri melahirkan. Sungguh momen yang sangat berharga. Momen pertaruhan nyawa seorang ibu untuk melahirkan anaknya ke dunia. Momen, dimana status sebagai suami akan berubah seketika menjadi orang tua. 

Related Posts

18 comments

  1. Alhamdulillah. Ikut bahagia atas kelahiran putri pertamanya Ayah Ugi. Semoga jadi anak yang sehat dan sholehah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, terima kasih bunda. Anak pertama yang ditunggu-tunggu waktu itu.

      Delete
  2. Selamat ayah, baca ceritanya ikut seneng dan terharu, pasti campur aduk rasanya, pengalaman yg luar biasa. Proses persalinan selalu bawa cerita yg beragam, semoga ibunya lekas pulih, semua anggota keluarga diberikan kesehatan

    ReplyDelete
  3. MasyaALLAH TabarokAllah selamaaaatt, ya
    semoga senantiasa berkah.
    bisa tumbuh menjadi anak yg sehat, baik hati, membahagiakan keluarga yaaa

    ReplyDelete
  4. Selamat ya ayah Ugi atas kelahiran putri pertama. Cantik sekali babynya. Semoga membawa sukacita & menjadi anak yang berbakti untuk orang tua dan org2 disekitarnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin... doa doa yang luar biasa dari bunda

      Delete
  5. Selamat jadi Ayah ya. Senang pasti tuh karena sudah ada mainan baru. PRnya buat ngedidik anak nih dan memberikan yang terbaik buat mereka

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha...mainan baru ya kak. betul sekali, kesempatan mendidik harus lebih dikuatkan

      Delete
  6. Aduh Cantiknya anak sulung
    #laf #laf
    Setuju banget hidup gak seindah film Korea, tapi hidup orang Korea sendiri gak seindah film mereka 😀😀😀

    ReplyDelete
  7. ah terharu baca ini
    benar mas, pernikahan memang g selalu seindah drama korea
    yg penting tetap saling mendukung ua mas
    Selamat menjadi ayah

    ReplyDelete
  8. Pengalaman yang kaya batin menjalani hidup dalam pernikahan. Meski tak seindah drama Korea ya. Menemani istri menjalani proses kehamilan dan kelahiran, semoga menjadi nilai kebersamaan. Yang kelak akan makin merekatkan dan saling menguatkan ketika bertemu masalah. Selamat ya atas kelahiran ananda

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih kak. betul sekali, selalu ada hal yang membahagiakan

      Delete
  9. Bahagia sekali ya saat seorang yang kita nantikan lahir ke dunia. Lengkap sudah kebahagiaan sebuah pasangan suami istri.

    ReplyDelete
  10. MasyaAllah alhamdulillah selamat atas kelahiran putri pertama yang pasti menambah kebahagiaan dalam keluarga, Selamat menjadi orangtua Ayah Ugi dan Istri...

    ReplyDelete
  11. MashaAllah~
    Barakallahu fiikum. Bahagia selalu tercurah atas keluarga Ayah Ugi.
    Semoga ananda menjadi pelengkap kebahagiaan, menjadi kebanggaan keluarga dan tumbuh sehat cerdas.

    ReplyDelete

Post a Comment