Gaya pengasuhan permisif cocokkah untuk anak-anak?
Gaya pengasuhan permisif adalah gaya pengasuhan dimana orang tua dalam pengasuhannya hanya sedikit atau bahkan tidak menerapkan disiplin pada anak. Pola asuk ini mungkin akan lebih mudah dipahami saat diterjemahkan dalam bahasa lain adalah pola asuh yang memanjakan.
Gaya pengasuhan permisif
Seperti di jelaskan, gaya pengasuhan permisif yang cenderung memanjakan anak akan lebih menitik beratkan kehangatan, rasa sayang yang itu berlebihan pada anak. Orang tua enggan memberikan anak aturan-aturan untuk mengontrol dan mendidik mereka agar menjadi anak yang disiplin.
Tentu hal ini pelru diperhatikan oleh banyak orang tua, utamanya oleh pasangan baru menikah, Mereka begitu sayangnya dengan anak, sehingga tidak bisa melihat batas mana rasa sayang dan mana memanjakan. Hasil anak menjadi tahu apa kelemahan orang tua dan itu akan dijadikan senjata oleh anak.
Tentunya semakin lama akan membuat anak berpikir kalau semua yang diinginkan akan terkabulkan. Semua yang dimintanya akan diberikan. Semua sudah terbentuk dalam otak mereka. Tertanam secara kuat, sehingga saat usia mereka bertambah ini akan terbawa.
Apa yang dimaksud dengan permisif dan contohnya?
Dalam KBBI.web.id permisif memiliki pengertian bersifat terbuka (serba membolehkan; suka mengizinkan). Dari sini bisa kita kembangkan bahwa permisif dalam hubungannya dengan pengasuhan atau gaya pengasuhan permisif adalah memberikan anak kebebasan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan yang diinginkannya.
Contoh dari gaya pengasuhan permisif yang bisa dilihat di masyarakat sekitar adalah
Orang tua acuh dengan anak meskipun mereka seharian bermain games.
Membiarkan anak yang merokok di depan orang tua dengan terang-terangan, padahal secara usia mereka masih kanak-kanak.
Orang tua tidak pernah memberikan anak arahan.
Tidak meluruskan atau menegur anak jika anak berbuat salah atau melangagr aturan.
Orang tua memanjakan anak, apapun yang diminta dikabulkan asal anak tidak menangis ataupun tidak berontak.
Anak tidak memiliki sopan santun, seperti tidak ada kebiasaan baik yang diajarkan.
Menganggap aturan tidak ada, dan bahkan melanggar aturan tanpa merasa bersalah.
Tentu masih banyak lagi contoh-contoh dari gaya pengasuhan permisif yang bisa kita temukan di sekitar kita. Gaya pengasuhan yang lebih menekankan pada kebebasan anak ketimbang pada memunculkan tanggung jawab pada mereka.
Sudah saatnya sebagai orang tua memahami batas-batas dan waktu kapan harus mencurahkan kasih sayang pada anak. Kapan waktu harus bersikap tegas pada anak. Tujuannya adalah agar anak bisa memahami aturan yang ada di dalam kehidupan yang akan dijalaninya kelak.
Dampak gaya pengasuhan permisif
Dampak gaya pengasuhan permisif yang terjadi pada anak adalah
Anak tidak disiplin
Pengasuhan yang tidak diikuti dengan aturan dalam rumah semasa kecil akan berdampak pada anak di masa akan datang. Mereka tidak pernah tahu apa yang harus dilakukan setelah makan. Mereka tidak pernah mengembalikan mainan setelah bermain, dan orang tua hanya membiarkan. Tidak ada upaya untuk mengajarkan mereka untuk merapikan kembali mainan. Mengembalikan pada tempatnya semula.
Mungkin yang dibayangkan orang tua adalah mereka anak-anak biarkan tetap menjadi anak-anak. Lupa dengan kehidupan akan datang bahwa tidak selamanya mereka akan tetap sebagai anak-anak yang kekanak-kanakan. Mereka akan berubah menjadi remaja, dan dewasa. Mereka akan membutuhkan bekal kedisiplinan yang itu dikenalkan dan ditanamkan sejak dini.
Lebih rentan terhadap kenakalan
Dampak gaya pengasuhan permisif berikutnya adalah, anak-anak lebih rentan terhadap kenakalan. Ini terjadi karena saat masih kecil, mereka tidak pernah mendapatkan arahan kalau itu tidak baik. Misal anak mencoba rokok yang dimiliki ayahnya, dan orang tua membiarkan. Bahkan menertawakan dan menganggapnya sebagai hal lucu.
Tidak bisa mengatur waktu
Gaya pengasuhan permisif biasanya lebih tidak terstruktur, sehingga tidak memiliki aturan waktu. Kapan mereka harus bermain, kapan harus berhenti bermain, kapan belajar, kapan mereka harus makan, kapan waktunya tidur. Semua itu tidak ada.
Dampaknya anak-anak tidak bisa mengatur waktu. Bahkan akan menjadi stres saat bertemu dengan kehidupan yang serba teratur, dibatasi oleh waktu dan target. Tentu jika ini terjadi sangat tidak baik bagi anak-anak di kemudian hari.
Menimbulkan perilaku agresif
Sebuah penelitian tentang Pola Asuh Permisif Terhadap Agresifitas Anak di Lingkungan X Kelurahan Suka Maju Kecamatan Medan Johor (2018) yang dilakukan mengungkapkan bahwa pola pengasuhan permisif dapat mempengaruhi timbulnya perilaku agresif pada anak.
Sebuah perilaku yang secara sadar dilakukan oleh anak yang itu membahayakan dan bahkan mengancam keselamatan orang lain. Ini terjadi karena tidak ada arahan dari ornag tua kepada anak. Tidak ada kepedulian kepada anak oleh ornag tua yang menerapkan pola asuh permisif.
Kesimpulan
Mengenal gaya pengasuhan anak perlu dilakukan oleh orangtua, terlebih oleh calon orang tua sehingga bisa menerapkan pola pengasuhan anak yang tepat saat berkeluarga dan memiliki anak. Pemahaman terhadapa berbagai pola pengasuhan akan menjadikan orang tua paham akan dampat atau akibat yang bisa terjadi dari masing-masing gaya pengasuhan.
Sudah waktunya para calon orang tua memahami berbagai pola pengasuhan anak, termasuk gaya pengasuhan permisif. Adakah yang parents yang menerapkan gaya pengasuhan ini dan bagaimana mengatasi dampak yang ditimbulkan?
Dulunya terlalu bebas