Pendidikan Seksualitas Kepada Anak Sejak Dini

5 comments
Konten [Tampil]
Pendidikan seksualitas kepada anak sejak dini sudah sepatutnyalah harus dilakukan oleh orang tua. Hal ini penting karena memang hanya orang tua yang harus tahu dan harus melakukan proses pendidikan ini kepada anak.

Pendidikan seksualitas yang tidak diberikan kepada anak akan memberikan dampak buruk kepada anak di masa akan datang. Seperti banyak terjadi saat ini, anak laki-laki tampil dengan gaya. Cara berpakaian, cara berjalan seperti anak perempuan. Pun sebaliknya, anak perempuan tidak jarang kita lihat bergaul dan bergaya ala anak laki-laki. Pakaian, gaya rambut, cara berjalan, bahkan sikap dan cara bercandanya seperti laki-laki.
pendidikan seksualitas pada anak
Tentu hal ini tidak bisa kita anggap sebelah mata sebagai bagian dari proses mereka bertumbuh dan bergaul dengan teman sebayanya. Kita harus sadar kalau hal ini bisa jadi terjadi karena kita selalu orang tua tidak memberikan, tidak mengajarkan, dan tidak menanamkan pendidikan seksualitas kepada anak.

Pendidikan seksualitas jarang dilakukan oleh orang tua. Bahkan sebagian besar atau sebagian banyak orang tua merasakan bahwa pendidikan seksualitas itu diberikan nanti ketika anak sudah baligh, ketika anak sudah remaja, atau bahkan nanti saat mereka dewasa.

Orang tua masih tabu berbicara seksualitas. Menganggap bahwa pendidikan seksualitas berorientasi pada bagaimana hubungan intim. Bagaimana hubungan suami istri. Padahal pendidikan seksualitas bukan hanya tentang hal itu.

Lebih dari itu pendidikan seksualitas adalah pendidikan yang dilakukan untuk memunculkan jati diri anak-anak. Jika anak laki-laki maka bisa muncul kelelakiannya. Jika anak perempuan, maka sisi feminimnya juga tumbuh dengan baik pada anak.

Pendidikan seksualitas yang diberikan orang tua sejak anak masih bayi akan mampu menjadi benteng, mencegah anak dari penyimpangan-penyimpangan seksual.

Apa saja yang termasuk pendidikan seks?

Pendidikan seksualitas kepada anak sejak dini sekali lagi bukan hanya membicarakan hal berhubungan dengan "seks" semata. Ada hal lebih penting yang harus disadari oleh orang tua mengapa anak perlu pendidikan seksualitas. Hal itu adalah memunculkan sejatinya anak. Jika laki-laki menjadi laki-laki yang maskulin dengan sifat dan sikapnya sebagai laki-laki. Jika perempuan menjadi perempuan dengan sisi feminim yang melekat pada seorang perempuan.

Allah Swt dalam firmannya menyampaikan, "...dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan." (Ali Imron: 36)

Sekali lagi pendidikan seks bagi anak bukan melulu perihap hubungan kelamin, kesehatan reproduksi, perasaan nyaman dan tidak nyaman pada anak. Lebih jauh lagi pendidikan seksualitas juga berhubungan dengan ibadah.
pendidikan seksualitas pada anak

Bagaimana mengajarkan pendidikan seks pada anak?


Untuk mengajarkan anak pendidikan seksualitas ada beberapa tahapan yang bisa dilakukan orang tua sesuai dengan tahap dan perkembangan anak. Sesuai dengan usia anak-anak.

Usia Anak 0-2 Tahun

Pada usia ini sebenarnya sudah sama dengan manusia pada umumnya. Namun seringkali kita selaku orang tua memaklumi bayi kita. Misal anak tidak mengenakan baju atau tidak mengenakan celana dianggap hal lumrah. Jadi pada usia ini orangtua sudah paham jika mereka juga memiliki aurat yang harus ditutup.

Pun dengan seorang ibu ketika menyusui anaknya, carilah tempat khusus, berikan penutup atau pembatas sehingga orang lain tidak melihat.

Mereka masih bayi, namun ikatan antara orang tua dan anak sangat kuat. Anak pun bisa mendengarkan. Pada usia ini pun, jika orang tua juga harus menjaga anak dan menjaga diri. Misal saat hendak menjalankan tugas suami istri (jima') maka orang tua harus memastikan anak tidak tahu ataupun mendengar suara dari aktivitas orang tua.

Usia 2-4 Tahun

Usia ini merupakan usia di mana anak-anak mulai memasuki masa penyapihan. Mengenalkan dan mendampingi mereka dengan toilet training. Sekaligus memberikan pemahaman secara bertahap kepada anak tentang bagaimana menjaga kebersihan diri dan alat kelaminnya.

Pada usia ini anak terkadang memegang alat kelaminnya, maka orang tua perlu mengalihkan aktivitas tersebut dengan aktivitas lain seperti melipat kertas, bermain puzzle dan lain sebagainya. Ini perlu dilakukan karena perilaku seperti onani dan masturbasi bisa terjadi pada mereka. Bukan karena mereka tahu itu. Tapi karena tidak tahu dan itu bisa terjadi karena unsur ketidaksengajaan.

Pada rentang usia ini orang tua harus menguatkan anak dengan apa yang sudah ditanamkan misal perilaku menutup aurat, memberikan pemahaman siapa yang bisa menolongnya saat di toilet dna siapa yang tidak boleh.

Usia 4-7 Tahun

Pada usia ini anak sudah mulai memahami siapa yang boleh dan bisa membantunya untuk bersuci di saat buang air besar maupun buang air kecil. Anak mulai diajari proses bersih diri dan proses bersuci. Sehingga di usia 7 tahun mereka sudah tahu, paham bagaimana harus bersuci dari hadats kecil.

Pada rentang usia ini, orang tua juga mengenalkan pada anak area bagian tubuh mana saja yang tidak boleh dilihat dan disentuh oleh orang lain. Misal anak laki-laki pada bagian antara pusar dan lutut, sedang anak perempuan ditambah bagian dada. Orang tua mengenalkan bahwa menjaga bagian tersebut merupakan perintah agama. Secara hubungan sosial, diharapkan dengan pemahaman ini anak akan terhindar dari perilaku pelecehan seksual oleh orang asing.

Pada usia ini orang tua mengajarkan anak bagaimana melindungi diri, mengajarkan sopan santun, akhlak, menjaga pandangan, dan lain sebagainya. Termasuk melakukan khitan kepada anak.

Pada usia ini mereka (anak-anak) mulai memahami perbedaan antara anak laki-laki dan anak perempuan. Sehingga orang tua harus ekstra melakukan pendekatan dan penguatan kepada anak untuk bisa mengenal identitasnya. Mengerti bagaimana cara bergaul, dan memahami bagian dari tugasnya untuk menutup aurat.
pendidikan seksualitas pada anak

Usia 7-14 Tahun

Pada usia ini anak-anak sudah memasuki usia yang mana mereka sudah memahami beberapa hal seperti bersuci, sholat, zakat, puasa, menjaga pandangan, dan lain sebagainya. Usia ini merupakan usia dimana anak sudah mengetahui dan bisa menjalankan apa yang sudah didapatkan, dipelajari, dan ditanamkan orang tua selama ini seperti mengenal siapa mahramnya, menjaga adab dalam bergaul dengan lain jenis, dan lain sebagainya.

Saat semua proses pendidikan seksualitas dilakukan orang tua, maka di usia ini mereka sudah memahami hakikat dari baligh.

Apakah hal tersebut sudah selesai? Orang tua masih harus terus mendidik mereka dengan berbagai hal seperti memisahkan tempat tidur anak dengan orang tua, atau antara anak lelaki dan anak perempuan. Memperdalam pendidikan berhubungan dengan ibadah seperti Bab Thaharah, mendalami mahram. Sampai anak hendak menikah pendidikan seksualitas harus ditanamkan dan dikuatkan oleh orang tua. Jika anak sudah akan memasuki jenjang pernikahan maka ajarkan mereka etika bagaimana hubungan antara suami dan istri dalam kehidupan.

Pendidikan Seksualitas Bukanlah Hal Tabu

Parents marilah kita sadari bahwa suatu kejadian tidak terjadi begitu saja. Suatu kejadian merupakan sebuah rangkaian proses. Pun dengan pendidikan seksualitas pada anak. Ada tahapan yang harus dilalui orang tua hingga mereka betul-betul memahaminya.

Untuk itu orang tua tidak boleh menganggap pendidikan seksualitas adalah hal yang tabu. Pendidikan seksualitas pada anak sangat luas cakupannya dan erat kaitannya dengan ibadah sebagai muslim di kemudian hari. Untuk itu marilah kita kenalkan, ajarkan pendidikan seksualitas pada anak sejak dini.


Referensi:
  • Adriano Rusfi, Menjadi lelaki lukmanul hakim
  • Ida Nur Laila, Pendidikan seksualitas sejak dini.
  • Propethic Parenting, Cara Nabi Mendidik Anak

Related Posts

5 comments

  1. I thank you for this meditating content .Please update more. 토토

    ReplyDelete
  2. This was truly a useful publish. Thanks a lot 토토

    ReplyDelete
  3. I am very happy to discover your post as it will become on top in my collection of favorite blogs to visit. 스포츠토토

    ReplyDelete
  4. I havent any word to appreciate this post…..Really i am impressed from this post….the person who create this post it was a great human.. thanks for shared this with us. 슬롯

    ReplyDelete
  5. Admiring the time and effort you put into your blog and detailed information you offer!..

    ReplyDelete

Post a Comment