Faktor Penyebab Pernikahan Dini di Indonesia

Table of Contents
Baru-baru ini jagat dunia maya dihebohkan dengan sebuah postingan pada sosial media tiktok tentang pernikahan dini. Dalam video terlihat sepasang pengantin yang masih terlihat anak-anak. Kejadian ini mendapatkan banyak respon dari netizen. Baik dukungan maupun komentar yang menyayangkan kejadian ini karena mereka masih pada usia anak-anak. Pernikahan dini di Indonesia sudah banyak terjadi sejak lama. Mengapa ini terjadi, dan apa faktor yang menjadi penyebab pernikahan dini di masyarakat Indonesia?
penyebab pernikahan dini

Penyebab Pernikahan Dini di Indonesia

Pernikahan dini menjadi sebuah fenomena sosial yang terus terjadi dari tahun ke tahun di masyarakat Indonesia. Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh pasangan yang memiliki usia di bawah usia pernikahan yang telah ditetapkan oleh hukum negara.

Di Indonesia sendiri, usia minimal untuk menikah adalah 19 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk laki-laki. Namun, dalam praktiknya, masih banyak terjadi pernikahan dini, terutama di daerah pedalaman atau pedesaan.

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2020, terdapat 8,19% perempuan Indonesia yang menikah pertama kalinya di usia antara 7–15 tahun. Perempuan Indonesia yang menikah pertama di usia tersebut tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.

Secara umum, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab pernikahan dini di Indonesia. Beberapa faktor itu di antaranya

Rendahnya Pengetahuan Remaja Putri

Rendahnya pengetahuan masyarakat menjadi salah satu hal yang menjadi penyebab mengapa pernikahan dini masih banyak terjadi di Indonesia. Belum semua orang tua atau masyarakat Indonesia memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai apa saja dampak dari pernikahan dini bagi anak-anak mereka.

Misal saja, karena anaknya sudah mengalami menstruasi sudah dianggap siap untuk berumah tangga. Padahal secara fisik, struktur tubuh, dan hormon, mereka belum siap untuk melakukan salah satu tugas sebagai istri, yaitu mengandung. Namun, karena anggapan mereka sudah mengalami siklus seorang wanita, maka dianggap sudah siap dan pantas untuk menikah.

Sebuah penelitian mengemukakan bahwa perempuan atau remaja putri yang memiliki pengetahuan rendah, 2,3 kali lebih rentan melakukan pernikahan dini dibandingkan yang berpengetahuan tinggi.
pernikahan dini adalah

Pergaulan Buruk

Remaja putri yang berada di lingkungan buruk atau lingkungan negatif memiliki resiko melaksanakan pernikahan dini karena berbagai hal lain. Sebagai contoh anak terlibat dalam hubungan bebas, hubungan seksual sebelum menikah,sehingga terjadi apa yang di masyarakat dikenal dengan MBA (Married by Accident). Ini karena mereka hamil sebelum menikah. Untuk menutupi aibnya, maka dilakukanlah pernikahan dini.

Ada juga karena si anak sudah dianggap suka sama suka, maka dianggap sudah siap untuk menikah dan memasuki jenjang berikutnya.

Pendidikan rendah

Remaja putri yang memiliki latar pendidikan rendah memiliki resiko melangsungkan pernikahan dini lebih tinggi dari pada mereka yang berpendidikan tinggi. Ini terjadi karena semakin tinggi tingkat pendidikan, akan semakin memahami berbagai hal berhubungan dengan kesiapan untuk melangkah ke jenjang pernikahan, baik kesiapan fisik, finansial, dan lainnya.

Ekonomi keluarga

Faktor ekonomi keluarga juga memiliki pengaruh pada pengambilan keputusan untuk menikahkan anak pada usia dini.Orang tua dengan faktor ekonomi yang rendah terkadang akan menikahkan anaknya agar beban ekonomi keluarga bisa berkurang. Orang tua tidak lagi harus membiayai keperluans ehari-hari anaknya, karena sudah menjadi tanggung jawab suaminya untuk memberikan nafkah.
faktor penyebab pernikahan dini di Indonesia

Sosial dan Budaya

Faktor sosial dan budaya yang ada di Indonesia begitu beragam. Dalam hubungannya dengan pernikahan dini, faktor sosial masyarakat juga menjadi salah satu penyebabnya. Tidak jarang ketika anak sudah lulus SD, sudah dipersunting oleh tetangganya sendiri.

Selain faktor sosial masyarakat Indonesia yang suka menjodohkan satu sama lain, ada juga faktor adat istiadat. Di mana pernikahan dini sudah menjadi hal yang lumrah, biasa dilakukan di daerah itu. Bahkan ada juga yang saling menjodohkan anaknya sejak masih usia balita, atau bahkan ada yang dijodohkan sejak bayi.

Belum lagi kebiasaan masyarakat yang akan mengucilkan anak perempuan ketika tidak segera menikah setelah lulus sekolah. Membandingkan dengan anak-anak lain di seusianya yang sudah menikah, bahkan sudah memiliki anak.

Solusi atas Penyebab Pernikahan DIni

Untuk menurunkan angka pernikahan dini di masyarakat dibutuhkan kesadaran yang tinggi dari semua kalangan, khususnya para orang tua. Khususnya menyadarkan mereka tentang masa depan anak-anaknya. Mulai dari masa depan pendidikan anak, kesehatan mental mereka, kebahagiaan anak, bahkan kesiapan mereka untuk mengandung dan melahirkan serta membesarkan anak.

Memang membutuhkan waktu untuk bisa menjadikan masyarakat, khususnya para orang tua paham akan hal tersebut. Namun bukan berarti tidak bisa. Dibutuhkan kerja keras dan kerjasama semua pihak dalam hal ini. Sosialisasi secara berkala dan berkelanjutan juga harus dilakukan di tengah-tengah masyarakat.

Di antara solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi penyebab pernikahan dini di atas adalah kembali menakar akar permasalahan yang banyak menjadi penyebab. Sebagai contoh, jika ini karena lingkungan sosial dan adat atau kebiasaan yang ada di suatu masyarakat maka cara terbaik adalah dengan memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, khususnya para orang tua. Ini bisa dilakukan dengan melibatkan tokoh masyarakat yang terpandang di daerah tersebut.


Jika masalah yang terjadi muncul karena pergaulan, maka, orang tua harus diberikan penguatan untuk bisa menjalankan tugasnya sebagai orang tua dengan baik, yaitu menjaga dan memantau pergaulan anak agar tidak terjerumus pada hubungan seks beba, dan lain sebagainya.  


Bagaimana dengan masalah ekonomi? Jika penyebab pernikahan dini pada anak adalah karena kondisi ekonomi atau finansial orang tua, maka bisa dilakukan penguatan oleh pihak terkait kepada mereka. Misal memberikan informasi pelatihan keterampilan yang bisa digunakan untuk menjadi lahan penghasilan setelahnya. Memberikan pembinaan dan pendampingan usaha bagi mereka para orang tua, sehingga tidak mengorbankan kebahagiaan anak mereka.


Kesimpulan: Masyarakat Harus Sadar Dampak dari Pernikahan Dini

Untuk mempersiapkan keluarga yang matang, masayrakat Indonesia khususnya para orang tua harus mulai menyadari bahwa pernikahan dini selain memberikan dampak positif menjaga anak dari hubungan seksual secara bebas, juga memiliki dampak buruk seperti rumah tangga tidak matang, tanggung jawab belum sepenuhnya tumbuh, bahkan bagi remaja putir bisa mengancam kesehatan jiwa, khususnya saat mengandung dan melahirkan.

Melihat beberapa dampak buruk dari pernikahan dini di atasn, orang tua sudah harus menyadari akan pernikahan dini ini. Sudah seharusnya membuka pikiran dan menghindari beberapa faktor penyebab pernikahan dini yang ada di masayrakat agar anak bisa dicegah dari pernikahan dini dan bisa melangsungkan pernikahan pada usia minimal sesuai dengan yang diatur dalam negara.

Referensi:
Geraldy, G., Pratama, D.E., Amzali, M.,  Ravasio, G.W.(2022). Perkawinan Dini di Masa Pandemi: Studi Fenomenologi di Kota Surabaya. 

35 comments

Comment Author Avatar
February 19, 2024 at 3:40 PM Delete
Diakui atau tidak, pernikahan dini di Indonesia memang masih suka terjadi ya. Alasannya cukup beragam, karena ekonomi, rendahnya pendidikan atau adat istiadat di suatu daerah tertentu.
Memang harus terus dilakukan edukasi untuk mencegah maraknya pernikahan dini.
Comment Author Avatar
February 20, 2024 at 8:46 AM Delete
faktor pergaulan sekarang banyak membuat terjadinya pernikahan dini ya kak, sebagai orang tua jadi harus protektif banget terlebih kepada anak perempuan.
Comment Author Avatar
February 20, 2024 at 11:10 AM Delete
Ah jadi ingat dulu Mas Sugi, saat SD kelas 6, ada adik kelas saya di kelas 5 dijemput orang tuanya ke sekolah karena mau dinikahkan. Dan Madura termasuk yang sosialnya memang nikah muda lewat perjodohan.
Comment Author Avatar
February 20, 2024 at 11:27 AM Delete
Nah iya Kak. Jadi ingat lagunya Agnes Mo yg pernikahan dini.

Sedihnya kalau pernikahan dijadikan sebuah solusi ekonomi. Anak perempuan jadi beban ortu. Makanya lulus sekolah (SMA bahkan sMP) dinikahkan aja.
Comment Author Avatar
February 20, 2024 at 4:15 PM Delete
Bahaya banget pernikahan dini
Belum siap secara fisik, mental, maupun ekonomi
Bisa memberikan masalah baru tentunya
Comment Author Avatar
February 20, 2024 at 4:40 PM Delete
Setuju nih memang untuk mengatasi masalah pernikahan dini emang edukasinya harus gencar sih. Apalagi untuk orang tua yang kekeh mempertahankan tradisi menikah muda
Comment Author Avatar
February 20, 2024 at 4:44 PM Delete
Eh miris banget memang fenomena pernikahan dini ini. Dan memang para pelakunya kebanyakan orang yg masih jauh di pedalaman. Kurangnya edukasi juga. Harusnya memang ada program penyuluhan dampak pernikahan dini ya.
Comment Author Avatar
February 20, 2024 at 6:43 PM Delete
Pernikahan dini ini memang harus tidak dilaksanakan. karena efek dominonya sangat luas. Bukan saja alat reproduksi anak perempuan bisa rusak, juga berimpas pada masalah ekonomi dan sosial. Nikah muda membuat sang lelaki jadi berpendidikan rendah, dan akhirnya mendapatkan pekerjaan dengan upah kecil. Impas nanti ke anak juga. Jadi inti utamanya, anak muda jangan kebablasan dalam pergaulan bebas.
Comment Author Avatar
Han
February 20, 2024 at 7:12 PM Delete
Bener banget sih, aku termasuk orang yang ngga setuju sama pernikahan dini, semuanya serba susah soalnya kalo di Indonesia, baik dari sisi ekonomi maupun kesiapan mental dan emosi
Comment Author Avatar
February 20, 2024 at 7:53 PM Delete
Masih terdapatnya kasus ini, memang jadi perhatian penting agar dapat dilakukan pencegahan, karena masa depan mereka juga kan nantinya yang akan berdampak
Comment Author Avatar
February 20, 2024 at 7:59 PM Delete
Wah setuju sih.. ketidakmatangan usia ketika menikah bisa memberikan manfaat yang buruk bagi kerberlangsungan hidup, ya.
Comment Author Avatar
February 20, 2024 at 9:38 PM Delete
kang, itu yang di tiktok beneran nikah dini atau sekadar konten aja? maaf saya gak pake tiktok soalnya, hehehe. kalau du FB banyak seliweran postingan alay anak abg yang pacaran sih udah sok sokan manggil ayah ibu, duh ini memperihatinkan sebetulnya. tapi soal pernikahan dini, jaman sekarang juga masih ada yang terutama di daerah terpencil. ibu mertua saya juga termasuk yang menikah dini, usia 16 tahun kalo gak salah. alasannya ya umum karena faktor ekonomi dan sosial budaya. katanya umur segitu udah ketuaan malah buat nikah.

duh ini emang perlu banget di galakkan informasi soal dampak pernikahan dini ya
Comment Author Avatar
February 20, 2024 at 9:38 PM Delete
kang, itu yang di tiktok beneran nikah dini atau sekadar konten aja? maaf saya gak pake tiktok soalnya, hehehe. kalau du FB banyak seliweran postingan alay anak abg yang pacaran sih udah sok sokan manggil ayah ibu, duh ini memperihatinkan sebetulnya. tapi soal pernikahan dini, jaman sekarang juga masih ada yang terutama di daerah terpencil. ibu mertua saya juga termasuk yang menikah dini, usia 16 tahun kalo gak salah. alasannya ya umum karena faktor ekonomi dan sosial budaya. katanya umur segitu udah ketuaan malah buat nikah.

duh ini emang perlu banget di galakkan informasi soal dampak pernikahan dini ya
Comment Author Avatar
February 20, 2024 at 10:01 PM Delete
Menurut saya, itulah pentingnya pendidikan dan kedekatan hubungan antara rangtua dan anak. Bisa jadi mereka sering nonton drakor atau film film yang melihat jika pernikaha itu sangat Indah dan bahagia terus. Anak-anak harus paham konsep menikah
Comment Author Avatar
February 20, 2024 at 10:31 PM Delete
masa sih masih banyak yg nikah dini? karena mayoritas di lingkungan ku, malah usia >30 belum pada nikah cewek-cewek hihi
Comment Author Avatar
February 21, 2024 at 12:54 AM Delete
Masalah ekonomi sih yang biasanya lebih menjadi faktor utama. Padahal dengan memperbaiki pendidikan setidaknya skill bertambah dan peluang menghasilkan pun besar
Comment Author Avatar
February 21, 2024 at 5:19 AM Delete
Sedih sekali kalau anak dibawah dewasa sudah direstui kedua orangtuanya untuk menikah. Rasanya menikah memang menyempurnakan separuh dien, tapi apakah bekal yang kita berikan kepada anak sudah cukup mengenai hal-hal yang mungkin dihadapi saat berumahtangga?

Semoga orangtua sekarang lebih melek pengasuhan sehingga bisa memberikan pemahaman yang tepat mengenai pernikahan pada anak.
Comment Author Avatar
March 4, 2024 at 1:29 PM Delete
Kalau di daerah-daerah pedalaman mungkin memang faktor pendidikan rendah dan ekonomi yang membuat tingginya angka pernikahan dini, tapi kalau di kota besar biasanya karena faktor pergaulan bebas. Oh peraturan negara sekarang minimal 19 tahun untuk wanita dan laki?
Comment Author Avatar
March 5, 2024 at 8:06 AM Delete
Sepanjang adanya ketimpangan kesejahteraan, pernikahan dini akan menjadi salah satu fenomena yang tidak akan hilang. Apalagi ini sering banget terjadi pada masyarakat yang tinggal di pedesaan. selain karena perekonomian, mindset orangtunya juga menjadi faktor penyebab utama.
Comment Author Avatar
March 5, 2024 at 9:38 AM Delete
Mungkin gak ya, ada juga disebabkan kurang kasih sayang keluarga? Karena banyak juga perempuan/laki-laki yang merasa bahwa dunia percintaannya adalah segalanya dibandingkan dengan kasih sayang keluarga.

Mereka tidak bahagia dengan keluarganya, lalu jerat romansa sesaat yang membutakan logika.
Comment Author Avatar
March 5, 2024 at 10:36 AM Delete
Saya masih heran bagian ekonomi keluarga, terutama jika anaknya laki-laki. Pernikahan dini bukankah sama saja estafet kemiskinan ya jika ekonomi keluarga sedang susah? Iya sih beban berkurang, tapi kalau tujuannya cuma itu sama saja estafet kemiskinan dong?
Comment Author Avatar
March 5, 2024 at 11:51 PM Delete
Pernikahan dini tuh, bener-bener masalah yang kompleks banget, ya. Gue paham sih, ada budaya-budaya tertentu yang masih ngebolehin pernikahan di usia muda. Tapi, sebenernya pernikahan dini bisa bikin masalah, lho. Misalnya, bisa gangguin pendidikan, karier, dan juga kesejahteraan emosi.

Gue pikir, penting banget buat ngelindungin anak-anak dari pernikahan dini. Sambil tetep ngasih perhatian ke budaya, kita juga harus berusaha ngejaga hak-hak individu dan ngasih edukasi tentang keluarga berencana serta kesetaraan gender.
Comment Author Avatar
March 6, 2024 at 4:33 AM Delete
Aku bagian dari yg menganut faham bahwa kematangan fisik dan mental merupakan persyaratan penting pernikahan, baik itu laki-laki ataupun perempuan. Nah, setelah diketahui faktor-faktor penyebab pernikahan dini, semoga bisa dilakukan pencegahan dg memperbaiki faktor-faktor tersebut.
Comment Author Avatar
March 6, 2024 at 11:26 AM Delete
Tahun 2023 silam, beberapa siswa remaja SMP maupun SMA berbondong-bondong ingin meminta undang-undang yang membahas umur pernikahan diubah, miris banget. Padahal menikah bukan hanya sekadar menyatukan 2 insan (Laki laki dan perempuan) untuk tinggal bersama. Bagaimana jika di umur yang sangat muda mereka harus mengurus anak?
Comment Author Avatar
March 6, 2024 at 2:46 PM Delete
Kadang kayak kasian ke mereka yang menikah usia dini. Di saat yang lain lagi asik-asiknya menikmati masa mudanya, ia harus berumah tangga walaupun hal itu tak diinginkan. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya.
Comment Author Avatar
March 6, 2024 at 2:52 PM Delete
belum lagi merawat dan mendidik anak itu membutuhkan kematangan mental juga sih kak
Comment Author Avatar
March 8, 2024 at 6:44 AM Delete
Kemarin sempet baca di korsel pemerintahnya ngasih tunjangan buat yg bersedia punya anak di Indonesia malah ditekan hahaha paradok banget yaa mungkin salah satunya ya pernikahan dini ini
Comment Author Avatar
March 8, 2024 at 8:04 AM Delete
Menurutku juga sama sih, faktor lingkungan sosial dan budaya yang paling banyak mempengaruhi keputusan pernikahan dini, selain masalah pergaulan yaaa. Mindset masyarakatnya nih yang masih ada berpegang kepada anak perempuan gak boleh lama lama sendiri, makanya usia 15 ada yang udah dinikahin.
Comment Author Avatar
March 8, 2024 at 8:04 AM Delete
Menurutku juga sama sih, faktor lingkungan sosial dan budaya yang paling banyak mempengaruhi keputusan pernikahan dini, selain masalah pergaulan yaaa. Mindset masyarakatnya nih yang masih ada berpegang kepada anak perempuan gak boleh lama lama sendiri, makanya usia 15 ada yang udah dinikahin.
Comment Author Avatar
March 8, 2024 at 1:57 PM Delete
Saya termasuk yang prihatin dengan fenomena pernikahan dini ini. Sayangnya, di media sosial atau platform menulis fiksi justru banyak yang "mengglorifikasi" pernikahan di usia remaja.
Comment Author Avatar
March 8, 2024 at 8:05 PM Delete
Zaman nenek saya dulu memang katanya mereka nikah dini karena tradisi dan faktor ekonomi pula. Sampai ada yang rela dinikahi yang udah sepuh karena iming-iming materi. Zaman sekarang mungkin pemikiran sudah main luas dan terbuka mengenai pernikahan
Comment Author Avatar
March 9, 2024 at 8:12 AM Delete
Sebenernya dampak pernikahan dini selain kesehatan juga kematangan dalam mengambil keputusan. Jadi inget kalau salah satu tetanggaku ada yang pernah mengalami ini. Dan mashaAllaa~
Aku tau betul strugglingnya gimana. Dan anaknya sekarang uda menginjak usia remaja, kalau sama Ibunya beneran kaya kaka-adik. Manis sekali.
Comment Author Avatar
March 9, 2024 at 2:14 PM Delete
Di daerahku, kebanyak pernikahan dini karena sosial budaya. Keluarga pada nikah muda, ya ikut aja. Pergaulan juga ngaruh banget sih apalagi kasus kebobolan juga banyak. Memang kaya gini balik ke pendidikan orang tuanya
Comment Author Avatar
March 10, 2024 at 10:58 AM Delete
lingkungan menjadi faktor penting juga ya kak
dan ini kudu disosialisaasikan terus agar PD ini bisa diminimalisir, sehingga masa depan mereka tetap terjaga
Comment Author Avatar
March 12, 2024 at 7:37 PM Delete
Jadi miris liat perkembangan karakter anak jaman sekarang. Pernikahan dini emang lagi marak banget. Regulasi soal ini harus diperketat lagi.