Keluargaku Surgaku, Anak Investasi Dunia Akhirat

8 comments
Konten [Tampil]

Keluargaku Surgaku merupakan judul buku yang ditulis oleh Ust. Yusuf Mansur. Pada halaman depan buku terbitan penerbit Zikrul Hakim ada tulisan yang menarik sekaligus menjadi motivasi yaitu "Menjadikan Anak sebagai Investasi Terbaik Dunia Akhirat."

Buku yang dicetak pertama kali pada 2014 ini membahas beberapa hal berkaitan dengan parenting. Setidaknya ada 10 pembahasan dalam buku setebal 176 halaman ini.

ayah ugi parenting
Cover Buku Keluargaku Surgaku

1.  Ajarkan Tauhid dan Akhlak Mulia Pada Anak

Disini dijelaskan bahwa anak adalah amanah. Jika orang tua tak mampu mengenalkan anak kepada penciptanya, Allah Swt maka amanah dianggap gagal untuk dilaksanakan.


Dalam mengenalkan anak kepada Allah dan RasulNya maka diperlukan perhatian orang tua, dibutuhkan komunikasi antara orang tua dan anak.


Kondisi nyata tentang komunikasi menjadi slaah satu yang diungkap dalam buku ini dimana dewasa ini seiring perkembangan zaman,tuntutan zaman, membuat orang tua sulit untuk berkomunikasi dengan anak.


Komunikasi antara orang tua dan anak bukan hanya satu arah tapi lebih pada dua arah, atau terbangun adanya dialog. Banyak contohkan dialog atau komunikasi antara ornag tua dan anak, dalam Al Qur'an salah satunya adalah kisah Nabi Ibrahim A.S. dengan putranya Ismail.


Ustads Yusuf Mansur menekankan bahwa dalam pendidikan Tauhid, dan akhlak harus ada komunikasi yang inten, komunikasi proses bukan sekedar hasil. Beliau mencontohkan, irnagvtua zaman dulu mengajak anak untuk belanja, memasak, baru makan bersama. Zaman sekarang, anak dipanggil hanya untuk makan.


Beliau mengajak semua pembaca untuk menyampaikan salah satu hadits sebagai berikut kepada anak dalam setial kegiatan.

ياغلام،سم الله،وكل بيمينك،وكل ممايليك

"Wahai anakku! Sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari dekat" (HR Al Bukhari)


2. Anak Adalah Kekayaan Kita

Pokok bahasan ini dimulai dengan kisah singkat betapa banyak orang yang belum memiliki anak rela untuk menjalankannprogram hamil, program bayi tabung yang tentunya menghabiskan uang yang tak sedikit. Ada pula yang bisa punya anak setelah menyedekahkan rumah, mobil, atau harta lainnya.


Beruntunglah orang tua yang dalam pernikahannya sudah dikarunia anak tanpa program bayi tabung dan lainnya. Ini sebuah kekayaan luar biasa. Sebuah investasi yang tak ternilai harganya.


Maka dari itu sebagai orang tua sudah seharusnya menjalankan tugasnya dengan baik, merawat anak dengan penuh tanggung jawab, memberikan kasih sayang,dan membekali anak dengan bekal-bekal tauhid. Karena anak begitu berharga utamanya untuk orang tua kelak. Jika sejak dini diajarkan tentang sholat, kasih sayang, gemar berbagi, senang membaca Al Qur'an. Maka inilah investasi orang tua.


Dalam buku ini Ustad Yusuf Mansur juga mengajarkan doa agar dikaruniakan anak yang sholeh dan sholehah. Berikut tata caranya:

1. Membaca Basmalah (Bismillahirrahmaanirrahiim)

2. Membaca Shalawat Nabi sebagai pengantar agar doa diterima Allah. 

( Allahumma shalli wa sallim wa barik 'ala Sayyidina Muhamamd wa 'ala alai Sayyidina Muhammad).

3. Membaca Istigfar (Astagfirullahal 'Azhiim) sembari mengingat kesalahan kita sebagai orang tua yang mungkin lupa mengajarkan anak sholat, lupa mengajarkan membaca Al quran, dll.

4. Memuji Allah dengan sekurang-kurangnya mengucap "Alhamdulillah."

5. Bacalah doa kita.

parenting
Contoh doa dan urutan cara


3. Cara Mengasuransikan Anak

Tak hanya harta kekayaan yang diasuransikan, anak ternyata juga perlu diasuransikan. Bagaimana mengasuransikan anak? Ustad Yusuf Mandur menyampaikan bahwa orang tua perlu mengasuransikan anak dengan jalan sedekah.


Konsep yang diapakai beliau, yang bisa kita tiru adalah konsep 1 anak kita 2 anak yatim. Jika kita punya satu anak, maka sedekahlah kepada dua anak yatim. Lebih jauh beliau menjelaskan, bahwa yang pertama untuk kebaikannya supaya keluar dan yang kedua untuk keburukannya supaya tidak keluar.


4. Jagalah Diri dan Keluarga dari Api Neraka

Beliau memulai tulisannya dengan berbagai kondisi yang ada di nasyarakat seperti penggunaan narkoba, bahkan hamil di luar nikah. Saya tertarik dengan cerita beliau, dari 10 undangan resepsi pernikahan, 5 sudah hamil duluan. Parahnya orang-orang menganggapnya sebagai candaan. Padahal ini masalah besar, masalah serius.

Allah memerintahkan kita, manusia, untuk dapat menjaga diri dan keluarga dari siksa api neraka. Sebagaimana firmanNya:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(Q.S. At-Tahrim 66:6)

Beliau menekankan bahwa anak mencontoh orang tuanya seperti kutipan berikut "Anak itu 'kan mencontoh yang tua-tua. Makanya Allah bilang apa? Anfusakum-nya (diri sendiri) bener, nanti ahlikum-nya (keluarga) juga insya Allah bener."

Allah memerintahkan kita, orang tua menjaga diri dan keluarga dari siksa api neraka. Sehingga sebagai orang tua harus betul - betul memperhatikan perbuatan dan tingkah laku anak-anak, memberikan mereka bekal pendidikan agama yang baik, mengenalkan mereka dengan Allah, dan kebaikan-kebaikan lain sehingga tak terjerumus dalam dosa.


5. Kiat- Kiat Menyiapkan Generasi Qur'ani

Ada poin menarik yang membuat saya betah di bab ini. Bab yang terdiri dari 15 halaman. Ketika mempelajari Al Qur'an, anak-anak kita harus dipersiapkan terlebih dahulu agar hati, pikiran, dan akhlaknya terisi dengan Al Qur'an.


Beliau menuliskan ada kekeringan ruh ketika dalam belajar Al Quran diukur dengan nilai, dengan angka,  bukan kebahagiaan atai kesenangan akan Al Qur'an itu sendiri.


6. Anak yang Menyejukkan Hati #1

Pesan dalam bab ini adalah perlunya orang tua untuk memiliki rasa khawatir, rasa takut. Bagaimana jika anak tak bisa mengaji? Bisakah anak-anak membaca Al Qur'an dengan baik. Bisakah kita orang tua meninggalkan anak-anak yang selalu sujud kepada Allah, takut kepada Allah, dan tidak mau berbuat maksiat?


Beliau menekankan pentingnya memiliki anak yang dapat membaca Al Qur'an dan menjalankan ibadah dengan kesadaran diri karena sudah dibentuk oleh orang tua. Anak yang bacaannya menyejukkan hati, menenangkan jiwa yang mendengarnya.


7. Anak Menyejukkan Hati #2

Beliau menuliskan bahwa selain Nabi Ibrahim A.S., ada sosok yang juga mengkhawatirkan anaknya yaitu Luqman Hakim. Sosok yang Allah abadikan kisahnya di dalam Al Qur'an.


Apa yang diajarkan oleh Luqman kepada anaknya? Maka karena kekhawatirannya, Luqman mengajarkan anaknya tentang Tauhid kepada Allah.Mengajarkan anak cinta pada Allah dan Rasulullah. Salah satu cara menumbuhkan kecintaan itu adalah dengan mengajarkan Al Qur'an dan mengajak anak berdialog, serta mengenalkan Tuhannya dalam setiap aktivitas.


8. Jadikanlah Anak sebagai Investasi Akhirat

Dalam bab ini dituliskan tiga investasi yang dapat dilakukan oleh kita selagi hidup,yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat,dan anak sholih yang mendoakan orang tuanya.

Kisah Subuh Terakhir bersama Rasulullah


9. Wasiat Terakhir Rasulullah Saw ( Sebuah Pelajaran untuk Keluarga Kita)

Diantara yang perlu menjadi pelajaran bagi kita adalah dengan mempelajari Sirah Nabawiyah, Sejarah Nabi Muhammad Saw. Ust. Yusuf Mansur mengangkat kisah subuh terakhir Rasulullah SAW. Di mana selepas sholat subuh, Rasulullah Saw langsung menghadapkan wajahnya kepada para Sahabat dan membacakan ayat terakhir Surat Al Kahfi, yaitu ayat 110 yang artinya:

"Katakankah, Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku,'Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa.' Barang siapa yang mengharap perjumpaan  dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang sholeh, dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya."


Para sahabat yang mendengar ayat ini dan mengerti akan isinya semakin menangi, diantaranya Abu Bakar R.A. Seakan Rasulullah ingin  berkata kepada kita seluruh umatnya, jika beliau adalah seperti manusia biasa pada umumnya, butuh makan, minum, dan beliaupun akan kembali kepada Allah Swt.


Sungguh wasiat terakhir adalah wasiat yang mengingatkan kita untuk senantiasa menambah bekal di kehidupan akhirat dengan beramal sholih, dan mendidik akhlak anak-anak. Mengajarkan sunnah-sunnah Rasulullah sehingga kita semua mencintainya. Mencintai sosok yang sangat mencintai umatnya.


10. Cara Menjaga Keluarga Kita dari Kerusakan.

Topik ini dibuka dengan sebuah nasihat, "Saudaraku, tugas kita sebagai hamba Allah adalah melayani Allah, beribadah kepada Allah."


Disebutkan dalam buku ini bahwa sebagai ayah, ibu, sebagai orang tua salah satu tugasnya adalah mencegah dan menjaga keluarga dari kerusakan.


Cara yang dapat dilakukan adalah menjadikan apa-apa yang dijalankan di dunia ini agar bernilai akhirat. Memperbaiki niat, senantiasa mengingatkan dalam kebaikan, dan saling menguatkan serta memberikan dukungan dalam keluarga agar bisa bersama mendekat kepada Allah dengan menjalankan ibadah, seperti sholat malam, sholat dhuha, dan ibadah-ibadah lainnya.


Membaca buku ini, sebagai orang tua merasa diingatkan untuk dapat betul - betul memperhatikan anak yang merupakan amanah. Anak yang begitu ditunggu - tunggu kehadirannya. Anak yang begitu berharga keberadaannya. Semoga kita dapat menjadi orang tua yang dapat merawat, menjaga, memberikan perhatian dan kasih sayang, serta mengisi amanah itu dengan segala kebaikan dan amal sholih. Pada akhirnya, yang kita harapkan dari usaha dalam menjaga amanah dengan baik ini adalah anak yang sholih yang senantiasa mendoakan orang tuanya. Anak yang taat tanpa harus diingatkan oleh orang tua. Aanak yang selalu mengingat Allah dan dapat menjauhkan diri dari maksiat.

Related Posts

8 comments

  1. Keren,
    Sangat Bermanfaat untuk referensi saya punya anak nanti 💃

    ReplyDelete
  2. Aku juga punya buku ini di rumah.
    betul2 dibutuhkan seluruh keluarga muslim nih
    baguuss banget isinya

    ReplyDelete
  3. Astaghfirullah hal adzim hamil duluan dijadiin candaan

    dengan kata lain, menganggap sepele zina ya?

    Bagus banget bukunya Ustaz Yusuf Mansyur, selain beliau yang kerap menulis buku adalah ustaz Aam amirudin

    ReplyDelete
  4. Saya juga punya buku karya Ustaz Yusuf Mansur, Mas. Memang inspiratif, kebanyakan terbitan Zikrul Hakim. Untuk soal ini memang krusial, jangan sampai jadi ancaman kita di akhirat nanti. Menarik juga konsep asuransi ala Ustaz YM, peduli pada anak yatim memang wajib, agar selalu ditolong Allah, Dan tentu saja sambil memberi teladan yang baik ala Rasulullah.

    ReplyDelete
  5. Baca dari reviewnya saja sudah menarik ini buku, jadi pengen baca buku lengkapnya. Penting banget buku seperti ini dalam mendidik anak zaman sekarang

    ReplyDelete
  6. Banyak sekali hal-hal yang diingatkan oleh Yusuf Mansyur melalui buku ini. Sungguh buku yang penuh manfaat.

    ReplyDelete
  7. buku yang wajib punya nih buat para orang tua biar bisa menjadi panduan dalam mendidik anak yang soleh

    ReplyDelete
  8. MashaAllah~
    Barakallahu fiik, sudah menuliskannya dengan lengkap.
    Jadi dibaca satu per-satu dan semoga bisa segera di implementasikan dalam kehidupan. Karena selama ini merasa anak adalah "milik" kita. Padahal anak dan semua yang ada di dunia ini hanyalah titipan semata.

    ReplyDelete

Post a Comment