Gaya pengasuhan permisif cocokkah untuk anak-anak?

14 comments
Konten [Tampil]

Gaya pengasuhan permisif adalah gaya pengasuhan dimana orang tua dalam pengasuhannya hanya sedikit atau bahkan tidak menerapkan disiplin pada anak. Pola asuk ini mungkin akan lebih mudah dipahami saat diterjemahkan dalam bahasa lain adalah pola asuh yang memanjakan.


Gaya pengasuhan permisif

Seperti di jelaskan, gaya pengasuhan permisif yang cenderung memanjakan anak akan lebih menitik beratkan kehangatan, rasa sayang yang itu berlebihan pada anak. Orang tua enggan memberikan anak aturan-aturan untuk mengontrol dan mendidik mereka agar menjadi anak yang disiplin.


Tentu hal ini pelru diperhatikan oleh banyak orang tua, utamanya oleh pasangan baru menikah, Mereka begitu sayangnya dengan anak, sehingga tidak bisa melihat batas mana rasa sayang dan mana memanjakan. Hasil anak menjadi tahu apa kelemahan orang tua dan itu akan dijadikan senjata oleh anak.


Tentunya semakin lama akan membuat anak berpikir kalau semua yang diinginkan akan terkabulkan. Semua yang dimintanya akan diberikan. Semua sudah terbentuk dalam otak mereka. Tertanam secara kuat, sehingga saat usia mereka bertambah ini akan terbawa.


Apa yang dimaksud dengan permisif dan contohnya?

Dalam KBBI.web.id permisif memiliki pengertian bersifat terbuka (serba membolehkan; suka mengizinkan). Dari sini bisa kita kembangkan bahwa permisif dalam hubungannya dengan pengasuhan atau gaya pengasuhan permisif adalah memberikan anak kebebasan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan yang diinginkannya.

gaya pengasuhan permisif

Contoh dari gaya pengasuhan permisif yang bisa dilihat di masyarakat sekitar adalah 

  1. Orang tua acuh dengan anak meskipun mereka seharian bermain games.

  2. Membiarkan anak yang merokok di depan orang tua dengan terang-terangan, padahal secara usia mereka masih kanak-kanak.

  3. Orang tua tidak pernah memberikan anak arahan.

  4. Tidak meluruskan atau menegur anak jika anak berbuat salah atau melangagr aturan.

  5. Orang tua memanjakan anak, apapun yang diminta dikabulkan asal anak tidak menangis ataupun tidak berontak.

  6. Anak tidak memiliki sopan santun, seperti tidak ada kebiasaan baik yang diajarkan.

  7. Menganggap aturan tidak ada, dan bahkan melanggar aturan tanpa merasa bersalah.


Tentu masih banyak lagi contoh-contoh dari gaya pengasuhan permisif yang bisa kita temukan di sekitar kita. Gaya pengasuhan yang lebih menekankan pada kebebasan anak ketimbang pada memunculkan tanggung jawab pada mereka.


Sudah saatnya sebagai orang tua memahami batas-batas dan waktu kapan harus mencurahkan kasih sayang pada anak. Kapan waktu harus bersikap tegas pada anak. Tujuannya adalah agar anak bisa memahami aturan yang ada di dalam kehidupan yang akan dijalaninya kelak.


Dampak gaya pengasuhan permisif

Dampak gaya pengasuhan permisif yang terjadi pada anak adalah

  1. Anak tidak disiplin

Pengasuhan yang tidak diikuti dengan aturan dalam rumah semasa kecil akan berdampak pada anak di masa akan datang. Mereka tidak pernah tahu apa yang harus dilakukan setelah makan. Mereka tidak pernah mengembalikan mainan setelah bermain, dan orang tua hanya membiarkan. Tidak ada upaya untuk mengajarkan mereka untuk merapikan kembali mainan. Mengembalikan pada tempatnya semula.

gaya pengasuhan permisif

Mungkin yang dibayangkan orang tua adalah mereka anak-anak biarkan tetap menjadi anak-anak. Lupa dengan kehidupan akan datang bahwa tidak selamanya mereka akan tetap sebagai anak-anak yang kekanak-kanakan. Mereka akan berubah menjadi remaja, dan dewasa. Mereka akan membutuhkan bekal kedisiplinan yang itu dikenalkan dan ditanamkan sejak dini.


  1. Lebih rentan terhadap kenakalan

Dampak gaya pengasuhan permisif berikutnya adalah, anak-anak lebih rentan terhadap kenakalan. Ini terjadi karena saat masih kecil, mereka tidak pernah mendapatkan arahan kalau itu tidak baik. Misal anak mencoba rokok yang dimiliki ayahnya, dan orang tua membiarkan. Bahkan menertawakan dan menganggapnya sebagai hal lucu. 


  1. Tidak bisa mengatur waktu

Gaya pengasuhan permisif biasanya lebih tidak terstruktur, sehingga tidak memiliki aturan waktu. Kapan mereka harus bermain, kapan harus berhenti bermain, kapan belajar, kapan mereka harus makan, kapan waktunya tidur. Semua itu tidak ada. 


Dampaknya anak-anak tidak bisa mengatur waktu. Bahkan akan menjadi stres saat bertemu dengan kehidupan yang serba teratur, dibatasi oleh waktu dan target. Tentu jika ini terjadi sangat tidak baik bagi anak-anak di kemudian hari.


  1. Menimbulkan perilaku agresif

Sebuah penelitian tentang Pola Asuh Permisif Terhadap Agresifitas Anak di Lingkungan X Kelurahan Suka Maju Kecamatan Medan Johor (2018) yang dilakukan mengungkapkan bahwa pola pengasuhan permisif dapat mempengaruhi timbulnya perilaku agresif pada anak.


Sebuah perilaku yang secara sadar dilakukan oleh anak yang itu membahayakan dan bahkan mengancam keselamatan orang lain. Ini terjadi karena tidak ada arahan dari ornag tua kepada anak. Tidak ada kepedulian kepada anak oleh ornag tua yang menerapkan pola asuh permisif.


Kesimpulan

Mengenal gaya pengasuhan anak perlu dilakukan oleh orangtua, terlebih oleh calon orang tua sehingga bisa menerapkan pola pengasuhan anak yang tepat saat berkeluarga dan memiliki anak. Pemahaman terhadapa berbagai pola pengasuhan akan menjadikan orang tua paham akan dampat atau akibat yang bisa terjadi dari masing-masing gaya pengasuhan.


Sudah waktunya para calon orang tua memahami berbagai pola pengasuhan anak, termasuk gaya pengasuhan permisif. Adakah yang parents yang menerapkan gaya pengasuhan ini dan bagaimana mengatasi dampak yang ditimbulkan?




Related Posts

14 comments

  1. Hmm baru tahu.. Takut juga yaa kalau-kalau aku terjerumus pd pola asuh permisif

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ternyata memang pelru tahu batasan dalam mengasuh anak, perlu memahami mana sayang dan mana mendidik

      Delete
    2. Iya Pak, jadi sangat Hati-hati mana tahu yang selama ini dikira sayang malah jadinya memanjakan. Harus lebih jeli lagi ya dqlam hal ini.

      Delete
  2. jadi meraba nih aku setelah baca ini. Sering menuruti jajan anak tapi yang murah selama dimakan. Macam ini termasuk memanjakan gk ya pak, pikirku itung2 nyenengke anak 😃

    ReplyDelete
  3. Setuju, Pak Ugi. Kalau boleh bertanya, pada usia berapakah anak sudah bisa didisiplinkan ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mendisiplinkan anak pada usia berapa? Mungkin kita selalu berpikir mendisiplinkan adalah dengan anak sudah mengerti A-B-C-D. padahal sejak dini memang sudah bisa. Misal anak usia dua tahun, orang tua bisa mengajak anak makan bareng, waktunya ada pagi, siang, malam. Tidur siang itu bagian dari mengajarkan disiplin pada anak.

      Delete
  4. Gaya pengasuhan anak sebaiknya disesuaikan dengan karakter anak. Lingkungan juga sangat berpengaruh. Jadi orang tua harus pintar dalam mengasuh dan mendidik anak. HAsilnya memang tidak instan, tapi nyata. Salam parenting, Pak Ugi...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam parenting, Pak DOkter. Terima kasih dokter sudah banyak memberikan insight

      Delete
  5. Orang tua suka kebablasan sama alasan kasih sayang dan nggak tega. Jadinya liat anak susah sedikit, cepet² dibantu. Jadi aja anaknya nggak dikasih kesempatan buat mecahin masalah. Ini termssuk gaya pengasuhan permisif juga nggak, Pak Ugi?

    ReplyDelete
  6. Aku baru tau ada gaya pengasuhan permisif gini, tapi emang si kadang ada beberapa orang tua yang cuek dengan apa yang dilakukan anaknya. Katanya kasian kalau dimarahin atau ditegur gitu.

    ReplyDelete
  7. Duh... kejadian banget di keluarganya kerabat. Sedih karena anak-anak yang sudah dewasa hanya jadi beban sekarang.
    Dulunya terlalu bebas

    ReplyDelete
  8. Setuju. Sebagai orangtua baru memang harus banyak belajar soal pengasuhan. Selain untuk pengetahuan juga sebagai bekal untuk memutuskan pola asuh yang salah. Nice artikel pak Gie

    ReplyDelete
  9. bener banget yah, banyak anak yang berperilaku agresif karena pengasuhan yang kurang tepat ya

    ReplyDelete

Post a Comment